Tepatnya 7-15 Januari kita berangkat dari Banjarbaru ke Desa Kamawakan, Loksado, Kalimantan Selatan. Untuk sampai, perlu waktu sekitar 4-5 jam dengan 25-30 menit naik ke atas pakai motor, bakal aku jelasin di paragraf selanjutnya. It was one of best memory of my life. Desa Kamawakan ini masih asri bin adem banget. Kondisi desa masih kurang terjangkau teknologi bahkan kalau kita lagi di Balai kita nggak ada sinyal, mesti dari naik sedikit ke puncak lagi baru bisa dapat sinyal. Di desa ini cuma juga ada satu sekolah namanya SD Kamawakan dan satu taman baca yang biasanya jadi tempat anak-anak ngumpul kalau sore.
Gambar 2. Estetik ala-ala setelah engap-engap setelah sedikit mendaki
By the way, sebelum ke desa kita ada pelatihan singkat semacam pengenalan dan belajar beberapa materi yang berkaitan dengan pengabdian. I met a bunch a great people, panitia-panitianya juga kece-kece dan ramah juga, peserta yang awalnya terlihat kalem tapi ternyata setelah waktu berjalan satu frekuensi juga ''kerecehannya'' everything was just so great at the time. Apalagi para neng geulis yang kukira bakal sulit adaptasi eh pas nyuci piring bareng eh langsung klik aja :).
Hari pertama kita berangkat ke tujuan sebagian naik mobil jet alias angkot dan panitia sebagian naik motor sekitar 4 jam kalau nggak salah. Sampai di Desa Lok Lahung karena tidak ada jalur mobil sampai ke Kamawakan karena buru-buru mobil pakai motor dengan tenang pun sudah Alhamdulillah :). As you guessed kita naik motor dari Desa Lok Lahung sampai ke atas jalannya bagi saya yang masih menjadi cita-cita jadi anak gunung lumayan curam apalagi bagian dimana naik motor di atas jembatan gantung dan dimana memandang ke sebelah dinding pegunungan and the other side ada jurang yang menanti kalau nggak hati-hati. Sekitar 25-30 menit kita harus menempuh jalan yang subhanallah tersebut. Tapi nggak apa-apa semua terbayarkan karena setelah sampai ''mama'' dan keluarga terutama adek-adek yang baik baik banget, menyambut dengan ramah juga salah satu mantan relawan Indonesia Mengajar Ka Syihab yang banyak membantu juga. Sampai di tempat, yang muslimnya langsung pada Shalat Ashar sebagian kenalan sama orang-orang di Balai. Karena aku kurang ingat urutan kegiatannya secara spesifik, aku kasih garis besarnya aja ya.
Jadi, kita menghabiskan waktu dalam waktu 6 hari itu gantian di Balai dan rumah yang di Desa. FYI di Balai kalau malam buat listrik kita menggunakan generator so say bye to the listrik kalau udah selesai nonton tv malamnya. Posisi balai ini butuh waktu sekitar 25 menit kalau jalan kaki ke bawah karena posisinya itu di pegunungan, jadi posisi balai itu ada di atas sedangkan desa sedikit di bawah, jadi kalau mau naik itu berupa tanjakan nggak curam sih tapi lumayan bagi yang jarang olahraga akan sangat ngos-ngosan :D.
Kegiatan malam selama di Kamawakan kita juga mengadakan nonton film bareng sama warga setempat, nah untuk yang satu ini momen-momen dimana banyak ketawa karena mas reri dengan jokesnya bersama bonekanya ka Pute sebelum akhirnya menangis karena film keluarga cemara. Kegiatan seperti ini memang terlihat sederhana tapi buat pendekatan sama warga lumayan berasa. Ada satu momen kegiatan malam di desa juga yang gak bisa dilupakan tapi ini di akhir aja deh kayaknya. Malam lain kita persiapan buat program di siang hari, seperti alat peraga buat ngedongeng dari Priska, Takekuranya mas Jo, dan yang lain juga.
Sepertinya, sampai sini dulu Part 1 nya. Sampai jumpa di part selanjutnya.