Translate

Kebenaran

Semakin seseorang mencari hal yang benar dan yang salah maka pasti semakin banyak opsi yang akan berakhir pada area abu-abu alias benar atau tidak. Saya meyakini bahwa kebenaran adalah sesuatu yang kompleks, karena sekalipun seseorang mengatakan dirinya memiliki prinsip lalu berpegang pada hal tersebut lantas memaksa orang lain untuk meyakini apa yang menurut dia benar, sejatinya ia sudah ragu bahwa apa yang dia yakini adalah kebenaran.

Seseorang yang meyakini suatu kebenaran tak payah berusaha sampai tahap memaksa hanya untuk mencari teman hingga merasa tak sendiri. Konsep berjamaah dalam kebenaran memang bukan hal yang salah, bahkan dianjurkan jika ditinjau dari sudut pandang agama. Karena agama sendiri konsepnya adalah kebenaran yang disebarkan agar dapat diaminkan bersama.

Mengapa saya mengambil contoh agama mungkin spesifik agama islam, karena saya juga menganut agama islam dan di agama ini konsep berjamaah merupakan konsep yang dijunjung tinggi. Hal itu tergambar dari pemahaman pahala yang berlipat ganda ketika seseorang mampu melakukan kebaikan secara bersama-sama.

Hanya saja saat ini rasanya karena semakin mudah mengakses informasi semua orang ingin menganggap dirinya benar dan ingin orang lain mengikuti hal tersebut. Keinginan untuk diakui eksistensinya baik di sosial media hingga terbawa ke dunia nyata tentu bukan hal yang baik, apalagi jika ternyata informasi yang didapat hanya hasil dari scroll informasi berjam-jam tanpa ada pemahaman yang komprehensif, yang mana dengan kedangkalan tersebut sudah merasa berhak untuk menghakimi orang yang berbeda dengan "kebenaran" yang ia miliki.

Katakanlah seseorang memang belajar di suatu tempat dengan guru yang menurutnya benar, atau sudah membaca buku dengan jumlah banyak, namun jika yang dilakukan adalah *taqlid buta* atau bahasa sederhananya adalah mengikuti tanpa bertanya, bukankah itu mencacati konsep kebenaran itu sendiri. Hemat saya, semakin seseorang mengerti akan sesuatu maka semakin ia mengerti bahwa pasti semakin banyak perbedaan yang akan ia temui, dan dengan legowo menerima bahwa memang bumi tidak berputar di satu pusaran. 

Jika konsep yang digadang adalah *kami dengar dan kami taati*. Konsep ini tidak salah, namun akan menjadi salah ketika semua lini harus disederhanakan dengan satu konsep saja. Bukankah manusia juga memiliki akal untuk berpikir setiap kali ia melihat atau mendengar sesuatu. Kembali lagi, yang membuat aneh konsep kebenaran saat ini adalah karena semua ingin serba disederhanakan baik dari cara berpikir maupun saat proses penerapannya.

Semoga seiring berjalannya waktu manusia termasuk saya juga yang juga manusia mampu lebih bijak baik menerima dan memberi informasi yang semampu akal untuk berpikir itu adalah hal yang benar.

No comments